Televisi dan Politik Pencitraan
Kepemilikan media massa saat ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap tayangan media massa tersebut. Bagaimana kecenderungan tayangan, televisi misalnya, lebih mencerminkan sosok pemilik dari perusahaan media. Apalagi ketika pemilik media tersebut berkecimpung di ranah politik, maka bisa dilihat bagaimana tayangan yang disajikan ke masyarakat cenderung melakukan pencitraan partai politiknya.
Menjelang dimulainya Pemilihan Umum tahun 2014, banyak sekali sosok-sosok pemilik media massa bermunculan di televisi. Masyarakat dengan kebutuhannya akan informasi menjadi sebuah sasaran yang bisa dikatakan ‘potensial’ dalam meraup suara sebanyak-banyaknya. Sebagaimana kita ketahui, televisi merupakan salah satu media terkuat dalam membentuk opini publik. Ringkasnya, televisi tetap digunakan secara luas sebagai saluran komunikasi kampanye. (Nimmo, 2000). Sebagai saluran kampanye, dan juga mengedepankan aspek audio dan visual, televisi merupakan aspek yang sangat efektif dalam melakukan pencitraan atau pembentuk opini publik.
Sebagai media massa yang paling banyak digemari masyarakat seharusnya televisi menayangkan sebuah informasi secara netral dan obyektif. Tetapi, pada kenyataannya, televisi cenderung menyajikan berbagai tayangan yang dipengaruhi oleh pemilik dari perusahaan media tersebut. Ironisnya, ketika sang pemilik berkecimpung dalam sebuah partai tertentu dan bermaksud untuk maju dalam Pemilu, maka tayangan-tayangan yang disajikan ke masyarakat lebih mengarah pada pembentukan citra dengan tujuan untuk memberikan suara pada pemilu nanti. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana sikap masyarakat terhadap ketidakobjektifan televisi di Indonesia saat ini ditinjau dari fenomena tersebut?
Sebuah hal yang sangat disayangkan ketika politik pencitraan tersebut dilakukan di media massa berupa televisi yang bisa dikatakan sangat mudah diakses oleh seluruh masyarakat. Di saat masyarakat membutuhkan tayangan yang objektif, cerdas dan mendidik, justru yang terjadi adalah tayangan tersebut digunakan sebagai kepentingan politis semata.